Fungsi Manajemen : Controlling
Controlling adalah fungsi terakhir dari manajemen. Selain
harus mamou membuat planning, organizing dan juga leading, seorang manajer
harus mampu melakukan controlling terhadap kegiatan dan program kerja yang
sudah dijalankan. Jika tidak adanya fungsi controlling, tidak dapat diketahui
apakah target yang sudah ditetapkan di awal terpenuhi atau tidak. Jika target
tidak terpenuhi, maka akan dilakukan koreksi dan juga evaluasi.
Fungsi controlling atau fungsi pengawasan merupakan masalah
kritis yang selalu dihadapi oleh setiap manajer. Biasanya, seorang manajer akan
melakukan control terhadap kualitas, dan juga produktivitas. Biasanya
pengawasan juga fokus pada sistem dasar, seperti bagaimana mengalokasikan
sumber daya keuangan, mengembangkan sumber daya manusia, menganalisis kinerja
keuangan, dan mengevaluasi produktivitas secara keseluruhan.
Organizational Control
Fungsi controlling dalam sebuah organisasi merupakan proses
sistematik dimana para manajer mengatur aktivitas organisasi agar konsisten
dengan harapan yang telah ditetapkan. Pengawasan yang efektif membutuhkan
informasi tentang standar kinerja, di mana standar kerja merupakan kesepakatan
mengenai keharusan yang dilakukan oleh karyawan dalam bekerja di suatu organisasi.
Selain itu, dibutuhkannya kinerja actual dan tindakan yang diambil untuk
mengoreksi setiap penyimpangan dari standar.
Ada 3 jenis pengawasan :
1.
Feed Forward
Kadang-kadang disebut kontrol pendahuluan atau pengendalian preventif.
Feed forward lebih fokus pada bagaimana mengatisipasi masalah yang akan datang.
Contohnya seperti melakukan tes obat, prakerja, menginspeksi bahan baku, dan
melakukan seleksi pegawai. Semua hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan
mencegah masalah ataupun penyimpangan yang mungkin akan terjadi ke depannya.
2.
Concurrent
Concurrent ialah memantau kegiatan yang sedang berlangsung untuk
memastikan konsistensi dengan standar kinerja. Dalam menilai aktivitas kerja
tentu saja akan bergantung pada kinerja standar. Termasuk aturan dan peraturan
untuk membimbing tugas-tugas karyawan dan perilaku mereka. Jenis pengawasan ini
dimaksudkan untuk untuk memastikan bahwa aktivitas kerja memberikan hasil yang
benar.
Concurrent ini lebi fokus pada menyelesaikan masalah saat masalah
tersebut terjadi. Contohnya, budaya adaptif, Total Quality Management (TQM),
dan juga employee self control.
3.
Feedback
Jenis pengawasan ini berfokus pada keluaran organisasi dan disebut juga
sebagai post-action ataupun output control. Jenis pengawasan feedback akan
fokus pada pemecahan masalah setelah masalah tersebut terjadi. Seperti
melakukan analisis penjualan per karyawan, pemeriksaan kualitas akhir, dan juga
melakukan survey pelanggan.
Pada saat melakukuakan feedback yang harus dilakukan ialah :
- Menetapkan tujuan strategis
- Menetapkan standar kerja
- Mengukur kinerja actual
- Membandingkan kinerja dengan standar
- Jika kinerja cukup, tidak perlu dilakukan apa-apa dan bisa diberikan penguatan. Sedangkan jika kinerja tidak cukup baik perlu mengambil tindakan korektif
Budgetary Control
Budgetary Control ialah metode pengendalian manajerial yang
paling umum digunakan. Budgetary Control merupakan proses penetapan target.
Contohnya dalam satu tahun sebuah perusahaan harus menjual 10.000 unit produk.
Maka harus ditentukan berapa anggarannya, alokasi bahan baku dan pegawainya,
prosesnya sehingga dapat dihasilkan 10.000 unit produk. Maka dari itu,
Budgetary Control digunakan untuk memantau hasil dan membandingkan dengan
anggaran, cocok apakah tidak.
Hal ini dikarenakan terkadang, dalam akhir tahun bisa saja
target produknya dapat tercapai, tetapi ternyata anggarannya malah membengkak.
Hal ini harus dihindari. Tetapi jika, target dapat dipenuhi dengan anggaran
kurang dari yang sudah ditetapkan, maka itu artinya budgetary control yang
dilakukan sudah efisien dan efektif.
Seorang manajer anggaran menggunakan :
- Expense, untuk mengantisipasi pengeluaran dan membandingkan pengeluaran dengan aggaran yang sudah ditetapkan
- Revenue, untuk mengidentifikasi perkiraan dan pendapatan aktual
- Cash, sebagai estimasi dan laporan arus kas
- Capital, untuk merencanakan dan melaporkan investasi pada aset utama yang akan disusutkan
Traditional Budgeting Methods
1. Top-down
Budgeting
Manajer
tingkat menengah dan bawah menetapkan target anggaran departemen. Dilakukan
sesuai dengan pendapatan perusahaan secara keseluruhan dan pengeluaran yang
ditentukan oleh manajemen puncak
2. Bottom-up
Budgeting
Manajer
tingkat bawah menganggarkan departemen mereka kebutuhan sumber daya. Lalu untuk
persetujuan memerlukan top management.
Responsibility Center
Dalam mengontrol budgetary control biasanya ada unitnya
tersendiri untuk melakukan pengawasan atupun mengaudit. Unit organisasi ini
berada di bawah pengawasan satu orang yang bertanggung jawab atas kegiatannya.
Financial Control
Dalam mengontrol keuangan, laporan keuangan memberikan informasi dasar untuk financial control. Laporan keuangan yang dimaksud ialah Balance Sheet yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan sehubungan dengan asset, kewajiban dan modal pada titik waktu tertentu.
Selain itu, Income Statement juga diperlukan merangkum pendapatan perusahaan kinerja keuangan untuk waktu tertentu interval (pernyataan untung-rugi). Income statement ini akan memperlihatkan pendapatan yang masuk ke organisasi dari semua sumber dan juga biaya atau beban suatu perusahaan termasuk biaya barang yang dijual, bunga, pajak, dan depresiasi.
Seorang manajer harus dapat mengevaluasi laporan keuangan
yang membandingkan kinerja organisasi dengan da atau norma industri sebelumnya.
Termasuk rasio-rasio apa saja yang ada dalam keuangan.
Rasio |
How Determining |
Tell |
Liquidity
Ratio (Current
Ratio) |
Aktiva
Lancar/Kewajiban Lancar |
1. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban hutangnya saat ini 2. Jika aset
cukup untuk dikonversi menjadi uang tunai untuk melunasi hutang |
Activity
Ratio (Perputaran
Persediaan Rasio percakapan) |
Total
penjualan/Inventaris rata-rata Pembelian
pesanan /pertanyaan pelanggan |
1 Mengukur kinerja internal 2. Berapa kali persediaan habis untuk memenuhi angka penjualan total 3.
Efektivitas perusahaan dalam mengubah pertanyaan menjadi penjualan |
Profitability
Ratio (Margin
keuntungan penjualan, margin kotor Return on Assets (ROA) ) |
Pendapatan
Bersih/Penjualan Pendapatan Kotor/Penjualan Pendapatan Bersih/Total Aset |
1. Keuntungan relatif terhadap sumber, seperti penjualan atau asset 2. Apa yang
diperoleh perusahaan dari asetnya |
Leverage
Ratio (Rasio
pinjaman) |
Total
utang/Total aset |
1. Kegiatan pendanaan dengan meminjam uang 2. Debt ratio
diatas 1,0 menjadi sebuah risiko kredit yang buruk |
Control Philosophies
Bureaucratic Control atau kontrol birokrasi mempengaruhi
perilaku karyawan dan menilai kinerja melalui aturan, kebijakan, hirarki
otoritas, sistem penghargaan, dan dokumentasi tertulis.
Decentralized Control atau kontrol terdesentralisasi
bergantung pada nilai-nilai budaya, tradisi, keyakinan Bersama, dan
kepercayaan. Dalam decentralized control diperlukan TQM atau Total Quality
Manajemen. TQM adalah komitmen seluruh organisasi untuk memasukkan kualitas ke
dalam setiap aktivitas melalui peningkatan berkelanjutan.
Total Quality Manajemen :
1. Quality Circle Process
- Tim Membuat Lingkaran Mutu dan Mengumpulkan Informasi
- Tim Memilih Masalah untuk Diselesaikan
- Tim Mengumpulkan Data dan Menganalisis Masalah
- Tim Merekomendasikan Solusi
- Keputusan oleh Manajemen puncak
2. Six
Sigma
Six sigma adalah suatu alat atau cara yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan untuk mengembangkan kapasitas pada proses pengembangan bisnisnya. Tujuannya adalah demi meningkatkan kinerja dan meminimalisir adanya potensi kesalahan.
Metode six sigma :
- DMAIC, bertujuan untuk mengembangkan produk atau jasa yang sudah ada demi meningkatkan kepuasan konsumen atau pelanggan. Pada umumnya, DMAIC dimanfaatkan oleh perusahaan manufaktur produk atau perusahaan jasa pengiriman atau logistik. DMAIC terdiri dari Define, Measure, Analyze, Improve, Control.
- DMADV, yaitu metode yang bisa digunakan untuk membuat desain atau mendesain ulang proses manufaktur produk baru. Ini adalah metode yang cocok dipilih jika proses atau produksi yang saat ini dilakukan perusahaan tidak memuaskan pelanggan meskipun sudah dilakukan optimisasi. DMADV terdiri dari Define, Measure, Analyze, Design, Validate.
TQM tidak selalu berhasil. Hal ini karena prinsip six sigma mungkin tidak cocok untuk semua masalah organisasi. Selain itu, banyak kemungkinan yang dapat mempengaruhi keberhasilan program TQM. Quality Circle Process sendiri lebih bermanfaat saat menantang. TQM akan lebih sukses saat dapat memperkaya pekerjaan dan juga meningkatkan motivasi.
Control System untuk Waktu Turbulen
1. Open-Book
Management, berbagi informasi dan hasil keuangan dengan semua karyawan dalam
organisasi
2. Balanced
scorecard, sistem kontrol manajemen komprehensif yang menyeimbangkan ukuran
keuangan tradisional dengan ukuran layanan pelanggan, proses bisnis internal,
dan kapasitas organisasi untuk belajar dan berkembang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar